Free Shoutbox Technology Pioneer

Jumat, 08 Januari 2010

artikel ISPA

1.1 Latar belakang
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering diderita bayi dan anak. Bayi yng masih sangat muda akan sangat mudah tertular, karenanya perawat yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan bekerja diruangan bayi walau ia mengenakan masker, karena virus dapat menembusnya. Penularan juga masih tetap terjadi karena seseorang yang pilek akan sering memegang hidungnya karena rasa gatal atau membuang ingusnya, jika tidak segera mencuci tangan ia menjadi sumber penular.
(Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit : 1995)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktek lapangan dipuskesmas diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan bayi dengan batuk pilek.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data.
2. Mahasiswa mampu memberikan analisa data untuk menentukan diagnosa.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan.






1.3 Metode penulisan
1.3.1 Metode pendekatan yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi.
1.3.2 Pengumpulan data dan pengolahan data melalui observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik.
1.3.3 Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan.
1.3.4 Sumber teori dari literature.

1.4 Ruang lingkup
Laporan asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di Puskesmas Medokan Ayu pada tanggal 5 s/d 30 Maret 2007.

1.5 Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan, Ruang lingkup, dan Sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi : Konsep dasar batuk pilek, Konsep dasar asuhan kebidanan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi : Pengkajian, Analisa data/ Diagnosa, Dignosa potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi : Kesimpulan, Saran.

DAFTAR PUSTAKA





BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dasar ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
Batuk pilek (common cold) adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek juga dapat mengenai orang dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah dan nasofring disertai demam yang tinggi, sedangkan pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam yang tinggi.
Penyakit ini adalah virus. Masa menular beberapa jam sebelum gejala timbul sampai 1-2 hari sesudah gejala hilang. Komplikasi timbul akibat invasi sekunder bakteri pathogen seperti pneumokokus, streptokokus, haemophilus influenzae atau stafilokokus.
Masa tunasnya adalah 1-2 hari, dengan faktor predisposisi kelelahan, gizi buruk, anemia dan kedinginan. Pada umumnya penyakit terjadi pada waktu pergantian musim. Komplikasi lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil dari pada anak yang lebih besar.
(Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit : 1995)
2.1.1 Patologi anatomi
Terjadi pembekakan pada submukosa hidung yang disertai vasodilatasi pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leukosit, mula-mula sel mononukleus kemudian juga polimorfonukleus. Sel epitel superfisial banyak yang lepas dan regenerasi epitel sel baru terjadi setelah lewat stadium akut.
2.1.2 Komplikasi
Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba eusthacii dan penyebaran infeksi.
 Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih besar, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus frontalis dan maksilaris. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan transiluminasi pada anak besar.
Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kadang-kadang disertai sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus menerus disertai secret purulen dapat unilateral ataupun bilateral. Bila didapatkan pernafasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang jelas perlu yang dipikirkan terjadinya komplikasi sinusitis. Sinusitis paranasal ini dapat diobati dengan memberikan antibiotik.
 Penutupan tuba eusthachii
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat menembus langsung kedaerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi (hiperpireksia) kadang menyebabkan kejang demam.
Anak sangat gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang telinganya yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan menekan telinganya dan biasanya bayi akan menangis keras). Kadang-kadang hanya ditemui gejala demam, gelisah, juga disertai muntah atau diare. Karena bayi yang menderita batuk pilek sering menderita infeksi pada telinga tengah sehingga menyebabkan terjadinya OMA dan sering menyebabkan kejang demam, maka bayi perlu dikonsul kebagian THT. Biasanya bayi dilakukan parsentesis jika setelah 48-72 jam diberikan antibiotika keadaan tidak membaik. Parasentesis (penusukan selaput telinga) dimaksudkan mencegah membran timpani pecah sendiri dan terjadi otitis media perforata (OMP).
Faktor-faktor OMP yang sering dijumpai pada bayi dan anak adalah :
a. Tuba eustachii pendek, lebar dan lurus hingga merintangi penyaluran sekret.
b. Posisi bayi anak yang selalu terlentang selalu memudahkan perembesan infeksi juga merintangi penyaluran sekret.
c. Hipertrofi kelenjar limfoid nasofaring akibat infeksi telinga tengah walau jarang dapat berlanjut menjadi mastoiditis atau ke syaraf pusat (meningitis).
 Penyebaran infeksi
Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah seperti laryngitis, trakeitis, bronkiis dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi komplikasi jauh, misalnya terjadi meningitis purulenta.
2.1.3 Gambaran klinik
Batuk pilek mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit, dan kadang-kadang bersin. Keluar sekret yang cair dan jernih dari hidung, bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus sekret menjadi kental dan purulen. Sekret ini sangat mengganggu bayi. Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas dari mulut dan mengakibatkannya gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapatkan nyeri otot, pusing dan anoreksia. Sumbatan hidung (kongesti) disertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah.
2.1.4 Penatalaksanaan
 Medik
Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simtomatis, misalnya ekspektoran untuk mengatasi batuk sedatif untuk menenangkan pasien, dan antipiretik untuk menurunkan demam. Obstruksi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Pengisapan lendir hidung tidak efektif dan sering menimbulkan bahaya. Cara yang paling mudah untuk pengeluarkan sekret adalah dengan membaringkan bayi tengkurap. Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1 %. Bila ada infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotik. Batuk yang produktif (pada bronkitis dan trankutis) tidak boleh diberikan antitusif. Misalnya kodein, karena menyebabkan depresi pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan sekret hingga dapat menyebabkan bronkopneumonia.
 Keperawatan
Masalah dalam perawatan pasien dengan batuk pilek adalah gangguan rasa aman dan nyaman, resiko terjadi komplikasi, gangguan suhu tubuh, kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
1) Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini akibat batuk dan pilek sering melelahkan dan mengganggu istirahat pasien, apalagi bila disertai muntah atau diare serta suhu tinggi. Pemberian obat gosok dapat membuat bayi hangat. Untuk mengurangi hidung tersumbat, bayi dibaringkan tengkurap dengan posisi kepala miring dan satu lubangnya masih terbuka. Pemberian obat tetes hidung mungkin menolong pernafasannya, namun hanya untuk sementara. Bila tidak ada obat tetes hidung secara tradisional dapat digunakan kapas yang ditetesi minyak kayu putih yang digantungkan didepan hidung bayi atau di penitikan pada baju. Untuk mengurangi batuk dapat diberikan obat batuk sebelum tidur malam, bila waktu tidur sering batuk berikan minum hangat dan bila perlu ekstra obat batuknya.
2) Resiko terjadi komplikasi
Berbagai komplikasi diatas menyebabkan penyakit batuk pilek yang relative ringan akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat. Bila anak sudah mendapat obat supaya diberikan yang benar, misalnya obat dimuntahkan beberapa saat kemudian harus diulang diberikan lagi. Agar obat dapat diminum (jika selalu dimuntahkan) cara obat diencerkan dengan 1-2 sendok teh dengan teh manis, sirup atau madu kemudian diberikan sedikit demi sedikit.
3) Gangguan suhu tubuh
Komplikasi oleh invasi bakteri yang biasanya sering menyebabkan suhu tubuh meningkat, kadang-kadang menyebabkan terjadinya kejang demam. Penurunan suhu hanya diatasi dengan antibiotika yang tepat.
4) Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Pada umumnya orang tua menganggap bahwa penyakit batuk pilek tidak membahayakan karena penyakit ini dapat mengenai anak berulang kali, tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak diobati terutama pada saat daya tahan anak menurun (berikan beberapa contoh penyakit sebagai akibat batuk pilek yang tidak mendapatkan pengobatan yang benar). Oleh karena itu perlu diberi penjelasan jika anak sudah batuk pilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah diobati sendiri supaya dibawa berobat kefasilitas kesehatan, terutama untuk bayi.

2.2 Konsep dasar asuhan kebidanan
Asuhan pada bayi adalah asuhan yang mengutamakan alur dan pola pikir serta tindakan dalam mengambil keputusan klinis untuk mengatasi masalah pada balita.
2.2.1 Pengkajian Data
A. Data Subjektif
Anamnesa Rasional
1. Anamnesis sosial terdiri dari biodata klien, biodata orang tua, pekerjaan orang tua. Dengan menanyakan biodata lengkap agar kita benar-benar dapat mengidentifikasi klien apakah benar klien yang dimaksud.
2. Riwayat penyakit sekarang terdiri dari keluhan utama faktor yang memperberat, lama keluhan akibat yang ditimbulkan dan upaya yang dilakukan. Dengan menanyakan riwayat penyakit sekarang diharapkan agar tenaga kesehatan dapat membuat diagnosa dan terapi yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
3. Riwayat kesehatan keluarga terdiri dari penyakit keturunan Dengan menanyakan riwayat kesehatan keluarga diharapkan agar kita dapat mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penyakit klien.
4. Pola aktivitas sehari-hari terdiri dari nutrisi, aktivitas, eliminasi, istirahat dan personal hygiene. Dengan menanyakan pola aktivitas sehari-hari diharapkan dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pasien.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Hal yang diperiksa Rasional
1. Keadaan umum Dengan memeriksa keadaan umum diharapkan agar kita mengetahui kondisi fisik dari klien tersebut.
2. Tanda-tanda vital Dengan memeriksa TTV diharapkan kita segera tahu bagaimana kondisi klien sehingga kita dapat mendeteksi dini apakah ada kelainan.
3. Mengukur berat badan dan tinggi badan Dengan melakukan pengukuran BB dan TB diharapakan agar kita dapat mengetahui pertumbuhan dan status gizi klien.




2. Pemeriksaan fisik
Hal yang diperiksa Rasional
1. Kepala Dengan memeriksa kepala diharapkan kita dapat mengetahui kelainan pada kepala seperti hydrocephalus dan dapat mengetahui kebersihan rambut pasien.
2. Mata Dengan memeriksa mata diharapkan kita dapat mengetahui apakah ada tanda-tanda anemia dan hepatitis.
3. Telinga Dengan memeriksa telinga diharapkan kita dapat mengetahui kebersihan dan apakah ada cairan yang keluar.
4. Mulut Dengan memeriksa mulut diharapkan kita mengetahui keadaan gigi apakah sudah tumbuh lengkap atau belum.
5. Hidung Dengan memeriksa hidung kita dapat mengetahui apakah ada sumbatan dan cairan yang keluar.
6. Leher Dengan memeriksa leher kita dapat mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar getah bening.
7. Dada Dengan memeriksa dada diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana pernafasan klien adakah penarikan rongga dada.
8. Abdomen Dengan memeriksa abdomen diharapkan kita mengetahui adakah pembesaran hati pada klien.
9. Genetalia dan anus Dengan memeriksa genetalia dan anus diharapkan kita dapat mengetahui kelainan genetalia pada bayi.
10. Ekstrimitas Dengan memeriksa ekstrimitas diharapkan kita dapat mengetahui kelainan seperti polidaktili, syndaktili.

2.2.2 Analisa Data/ Diagnosa
Analisa Data diagnosa
Ds :
Do : Dx : bayi … permasalahan


2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial
Masalah yang mungkin akan timbul selanjutnya.

2.2.4 Identifisasi Kebutuhan Segera
Pemberian kebutuhan yang dibutuhkan sesuai dengan penyakit yang diderita.

2.2.5 Intervensi
No Tanggal/ jam Diagnosa Intervensi Rasional
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan ±… jam diharapkan …
Kriteria : …………………
Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu Dengan ……………...
diharapkan ………….
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu Dengan ……………...
diharapkan ………….
3. Berikan HE tentang :
- Nutrisi
- Personal hygiene Dengan ……………...
diharapkan ………….
4. Berikan terapi Dengan ……………...
diharapkan ………….
5. Anjurkan minum obat tepat waktu dan sesuai aturan. Dengan ……………...
diharapkan ………….
6. Anjurkan untuk kembali jika obat habis dan penyakit belum sembuh Dengan ……………...
diharapkan ………….



2.2.6 Implementasi
Tanggal/ jam Diagnosa Implementasi
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu dengan cara ………………….
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
3. Memberikan HE tentang :
- Nutrisi
- Personal hygiene
4. Memberikan terapi
5. Menganjurkan minum obat tepat waktu dan sesuai aturan.
6. Menganjurkan untuk kembali jika obat habis dan penyakit belum sembuh atau sewaktu- waktu ada keluhan.

2.2.7 Evaluasi
Tanggal : jam :
S : ibu mengatakan ……………………..
O : hasil pemeriksaan
A : bayi umur ………………. permasalahan
P : rencana dilanjutkan










BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1 Pengkajian
Tanggal :24 Maret 2007 jam : 09.00 oleh : Ari Setiyarini
A. Data subjektif
1. Biodata
Nama : By. A
Umur : 1 bulan
Tempat, tanggal lahir: 20 februari 2007
Jenis kelamin : perempuan
No. register : MB 41/07

Nama ibu : Ny. F
Umur : 35 tahun
Suku/ bangsa : Indonesia/ Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Medokan Kampung 139 RW II Nama ayah : Tn. Z
Umur : 40 tahun
Suku/ bangsa : Indonesia/ Jawa
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Medokan Kampung 139 RW II

2. Keluhan utama/ alasan kunjungan
Ibu mengatakan banyinya batuk dan pilek sejak 3 hari yang lalu (21 Maret 2007)
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak mempunyai penyakit menular, menurun, dan menahun seperti TBC, Hepatitis B, Asma, Jantung, Diabetes Militus, Hipertensi, dll.



4. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI tanpa makanan pendamping dan minum ASI sesuai dengan keinginan bayinya.
b. Pola aktivitas
Ibu mengatakan bayinya tidak aktif dan lemah, sering menangis, kurang merespon jika dipanggil.
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan bayinya BAB 1 x/hari, lembek, kuning tengguli dan BAK 5-6 x/hari warna kuning jernih, bau amoniak, memancar.
d. Pola istirahat
Ibu mengatakan bayinya tidur ±12 jam karena sering menangis dan sulit ditidurkan.
e. Pola hygiene
Ibu mengatakan bayinya mandi 2x / hari, ganti baju sewaktu-waktu ketika baju kotor terkena kencing, berak atau keringat dan selesai mandi.
B. Data objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Suhu : 37° C
c. Pernapasan : 32 x/menit
d. BB : 4200
e. TB : 54 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tulang tengkorokan normal, rambut bersih, tipis.
b. Mata : simetris, tidak anemis, tidak ikterus.
c. Telinga : simetris, bersih, tidak ada cairan yang keluar.
d. Mulut : tidak ada stomatitis, bersih, tidak ada moniliasis.
e. Hidung : simetris, ada sumbatan, ada cairan yang keluar.
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
g. Dada : simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada bunyi saat bernafas
h. Abdomen : bentuk normal, tidak ada pembesaran hepar.
i. Genetalia dan anus : tidak ada kelainan.
j. Ekstremitas : simetris , tidak ada kelainan.

3.2 Analisa data/ diagnosa
Analisa data diagnosa
Ds : Ibu mengatakan banyinya batuk dan pilek sejak 3 hari yang lalu (21 Maret 2007)
Do : - Keadaan umum : lemah
- Suhu : 37º C
- Pernafasan : 32 x/menit
- Hidung : ada sumbatan dan ada cairan yang keluar. Dx : bayi dengan ISPA (Infeksi Pernafasan Atas)

3.3 Antisipasi masalah potensial
Tidak ada

3.4 Identifikasi kebutuhan segera
Tidak ada

3.5 Intervensi
Tanggal Diagnosa Intervensi Rasional
12-03-2007
Bayi dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) Tujuan : setelah dilakukan askeb
± 3x24 jam diharapkan
penyakit klien bisa
teratasi.


Kriteria : - Batuk tidak ada
- Hidung tak tersumbat
- Hidung tidak mengeluarkan cairan

Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu. 1) Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu. 2) Ibu bisa mengerti kondisi bayinya.
3. Berikan HE tentang :
- Nutrisi
- Menjauhkan dari bayi lain
- Menjauhkan bayi dari keluarga yang sakit 3) Agar tumbuh kembang terjadi secara maksimal dan bayi lain terhindar dari penularan atau terjadi penularan ulang sehingga bayi tidak kkunjung sembuh.
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi. 4) Agar pemberian terapi tepat.

5. Anjurkan agar obat diminum tepat waktu dan sesuai aturan. 5) Untuk menghindari resisten atau kebal terhadap salah satu obat tertentu.
6. Anjurkan untuk kembali apabila sakit belum sembuh padahal obat sudah habis atau sewaktu-waktu jika ada keluhan. 6) Mendeteksi lebih dini bila ada penyakit yang lebih parah.
Anjurkan untuk kembali apabila sakit belum sembuh padahal obat sudah habis atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.





3.6 Implementasi
Tanggal/jam Diagnosa Intervensi
12-03-2007
09.00 Bayi dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) 1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu dengan cara menyapa pasien dengan ramah, tanyakan dan dengarkan keluhan.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu :
- Suhu normal
- Pernafasan normal
- Ada sumbatan pada hidung
3. Memberikan HE tentang :
- Nutrisi : makanan yang bergizi yaitu 4 sehat 5 sempurna, hindarkan anak dari snack dan es, beri minum air putih yang banyak untuk mengencerkan lendir dan dahak.
- Menjauhkan dari bayi lain agar tidak tertular.
- Menjauhkan bayi dari keluarga yang sakit agar tidak terjadi pemaparan ulang sehingga bayi tidak segera sembuh.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi:
- Amoxicillin syrup 3 x ½ sendok teh
- Demacolin 3 x ¼
- Multivitamin syrup 2 x1 sendok teh
5. Menganjurkan agar obat diminum tepat waktu dan sesuai aturan untuk menghindari resistensi atau kebal terhadap salah satu obat tertentu.
6. Menganjurkan untuk kembali apabila sakit belum sembuh padahal obat sudah habis atau sewaktu-waktu ada keluhan.




3.7 Evaluasi
Tanggal : 24 Maret 2007 jam : 10.30 WIB
S : ibu mengatakan bayinya sudah selesai diperiksa.
Ibu mengatkan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas dan bersedia menjalankan saran-saran yang diberikan petugas.
O : - Keadaan umum : lemah
- Suhu : 37º C
- Pernafasan : 32 x/menit
- Hidung ada sumbatan dan ada cairan yang keluar
A : bayi dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
P : - Anjurkan kepada ibu supaya obat diminum tepat waktu dan sesuai aturan.
- Anjurkan kepada ibu kontrol jika obat sudah habis tetapi sakit belum sembuh atau sewaktu-waktu ada keluhan.


















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. A dengan batuk dan pilek di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya, dapat ditarik kesimpulan :
Dalam melakukan pengkajian perlu diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan diperluakn peran ibu sebagi orang tua sehingga diperoleh data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan.
Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi bayi sakit.
Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada kasus nyata. Karena pada perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu sehingga masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak direncanakan.
Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dan perencanaan, akan tetapi tidak semua rencana dapat dilaksanakan. Pada kasus nyata hanya dilakukan penyuluhan saja sehingga klien akan melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah penulis mengadakan evaluasi pada By. A dengan batuk dan pilek di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya, maka diharapkan ibu klien bersedia kontrol jika obat sudah habis tapi bayi belum sembuh atau sewaktu-waktu jika ada keluhan sehingga dapat dideteksi lebih dini jika terjadi komplikasi.





4.2 Saran
Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pengajar kebidanan lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Bidan meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
Bagi pendidikan
Supaya lebih memperhatikan mahasiswa ditempat praktek. Berusaha membimbing semua kelompok.
Bagi rumah sakit
Mempertahankan pelayanan yang sudah dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
















DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: EGC.
2. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. 1985. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
3. Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
5. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.





















ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI “A” DENGAN ISPA
(INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS)
DI PUSKESMAS MEDOKAN AYU
SURABAYA






Disusun oleh :

ARI SETIYARINI
NIM: 430155


PRODI D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ARTHA BODHI ISWARA
SURABAYA
2007
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Metode Penulisan 2
1.4 Ruang Lingkup 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI 3
2.1 Konsep Dasar Batuk Pilek 3
2.1.1 Patologi Anatomi 3
2.1.2 Komplikasi 3
2.1.3 Gambaran Klinik 5
2.1.4 Penatalaksanaan 5
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 7
2.2.1 Pengkajian 7
2.2.2 Analisa Data 9
2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial 10
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 10
2.2.5 Intervensi 10
2.2.6 Implementasi 11
2.2.7 Evaluasi 11
BAB III TINJAUAN KASUS 12
3.1 Pengkajian 12
3.2 Analisa Data atau Diagnosa 14 3.3 Antisipasi Masalah Potensial 15
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 14
3.5 Intervensi 14
3.6 Implementasi 15
3.7 Evaluasi 16
BAB IV PENUTUP 17
4.1 Kesimpulan 17
4.2 Saran 18
Daftar Pustaka


























KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By. A dengan btuk pilek di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini tak lepas dari bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP.dr.DTM selaku Ketua STIKES ABI Surabaya.
2. drg. Farida Ariati, M. Kes selaku Kepala Puskesmas Medokan Ayu Surabaya
3. Mamik SKM. M. Kes, selaku pembantu Ketua II STIKES ABI Surabaya
4. Lia Hartanti, SST, selaku Ketua Jurusan Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
5. Wulan Diana, SST, selaku Pembimbing Pendidikan STIKES ABI Surabaya.
6. Agustin Indriyani Amd. Keb, selaku Kepala BKIA dan Pembimbing Praktek Puskesmas Medokan Ayu Surabaya
7. Semua rekan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya yang turut membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
8. Bryan yang membantu mengetikkan Askeb ini
Saya menyadari bahwa penyusunan Askeb ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.


Surabaya,

0 komentar: