Free Shoutbox Technology Pioneer

Kamis, 31 Desember 2009

GANGGUAN ALAM PERASAAN ( DEPRESI )

GANGGUAN ALAM PERASAAN
( DEPRESI )

I. Landasan Teori
A. Pengertian
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan rekreasi.

B. Psikodinamik
Gangguan alam perasaan depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit, yaitu perubahan natriun dan kalium didalam neuron (Gibbson dikutip dari Towsend , M C, 1995). Perubahan biokimia (noreefinefrin, dopamine dan serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar noreefinefrin dan dopamine mengakibatkan individu berada dalam episode depresi dan sebaliknya meningkatkan kadar norefinefrin dan dopamine didalam otak mengakibatkan perilaku maniak.

C. Rentang Respon Emosinal
Rentang respon emosi individu dapat berfluktuasi dari respon emosi adaftif sampai respon maladaftif, seperti pada gambar dibawah.








Gambar 1. Rentang Respon Emosi
Responsif adalah respon emosional yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipi dengan dunia eksternal dan internal.

Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang mengalami kehilangan dan mengalami proses kehilangan misalnya bersedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak brerlangsung lama.

Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaan tentang lingkungan.

Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan memanjang, tetapi tidak nampak reaksi emosional terhadap kehilangan. Reaksi berduka yag menajang ini dapat terjadi beberapa tahun.

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.

Depresi adalah sutu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi dapat juga digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena : tanda, gejala, keadaan emosi, reaksi penyakit atau kondisi klinis secara menyeluruh.




II. Proses Keperawatan
A. Pengkajian.
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetic, mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan.
b. Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri.
c. Teori kehilangan, berhubungan dengan factor perkembangan misalnya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis denagn orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
d. Teori kognitif, mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian diri, yaitu penilaian negatif terhadap diri, sehingga terjadi gangguan proses pikir. Individu menjadi pesimis dan memandang dirinya tidak adekuat dan tidak berharga serta hidup sebagai tidak harapan.
e. Model belajar ketidakberdayaan, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena individu mempunyai pengalaman kegagalan-kegagalan, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Akhirnya timbul keyakinan individu akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupannya sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
f. Model perilaku, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya penguatan positif selama bereaksi dengan lingkungan.
g. Model biologis, mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.


2. Faktor presipitasi
Ada lima stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan:
a. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk kehilangan cinta seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri.
b. Kejadian penting dalam kehidupan seseorang sebagai keadaan yang mendahului episode depresi dan mempunyai dampak pada masalah saat ini dan kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah
c. Banyaknya peran dan komplik peran, dilaporkan mempengaruhi berkembangnya depresi, terutama pada wanita.
d. Sumber koping termasuk status social ekonomi, keluarga, hubungan inter personal dan organisasi kemasyarakatan. Kurangnya sumber pendukung social, menambah stress individu.
e. Ketidak seimbangan metabolisme dapat menimbulkan gangguan alam perasaan. Khususnya obat-obatan anti hipertensi dan gangguan zat adiktif. Kebanyakan penyakit kronis yang melemahkan sering disertai depresi. Depresi pada usia lanjut akan menjadi komplek jika disertai kerusakan organic dan gejala depresi secara klinik.

3. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

4. Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.

Perilaku yang berhubungan dengan depresi (Stuart & Sundeen, 1995 hal. 215)
Afektif Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, perasaan ditolak, perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga.
Kognitif Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.
Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap seksual.
Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable, berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.

B. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang berhubungan dengan respon emosional adalah
1. Ketidakberdayaan
2. Berduka disfungsional
3. Keputusasaan
4. Resiko tinggi terhadap cedera
5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
6. Defisit perawatan diri
7. Gangguan pola tidur
8. Resiko mencedrai diri

C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi mencedrai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping individu tidak efektif.
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan selera makan.

D. Perencanaan

No Tujuan Umum :
Setelah tindakan perawatan diterapkan, klien dapat berespon emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta senang yang dapat diterima oleh lingkungan.
Tujuan Khusus Rasionalisasi Tindakan
1



Klien terlindungi dari dari upaya mencederai diri sendiri atau bunuh diri. Klien dengan gangguan alam perasaan berat berada dalam resiko tinggi untuk melakukan bunuh diri • Rawat klien dirumah sakit bila ada resiko bunuh diri yang tinggi

2 Klien mampu mengembangkan diri Perubahan lingkungan dapat melindungi klien, mengurangi stress dan memberikan sumber pengembangan baru • Secara terus menerus evaluasi klien terhadap kemungkinan melakukan bunuh diri
• Bantu klien untuk dapat beradptasi dengan lingkungan barunya.
3 Klien mampu membina hubungan terapeutik dengan perawat . Klien depresi biasanya enggan terlibat dalam hubungan terapeutik. Diperlukan cara agar klien dapat menerima dan bertahan dalam hubungan terapeutik. • Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan bersifat empati
• Mawas diri dan dapat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya rasa marah, frustasi dan empat)
4 Klien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya Klien depresi mempunyai kesul;itan dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya. • Tunjukkan respon emosinal dan menerima klien
• Gunakan kemampuan berkomunikasi.
• Berikan respon empati dengan berfokus pada perasaan bukan pada kenyataan yang terjadi.
• Mengaku kesedihan klien dan berikan harapan
• Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya.
• Bantu klien untuk mengekspresikan perasaan marahnya dengan tepat
• Bantu klien untuk menurunkan tingkat kecemasannya :
1. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif.
2. Beri waktu untuk klien berespon.
3. Beri perawatan individu sebagai manusia layaknya.

5 Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif Memodifi memodifikasi pola kognitif yang negatif akan membantu meningkatkan pengendalian diri, tingkah laku dan perubahan harga diri • Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkannya.
• Identifikasi pemikiran yang negatif dan Bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi.
• Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
• Evaluasi ketepatan persepsi klien, logika dan kesimpulan yang dibuat klien.
• Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional
• Bantu klien untuk dapat merubah tujuan yang tidak realistis ketujuan yang realistis.
• Kurangi tujuan-tujuan yang tidak mungkin dicapai.
• Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya.
• Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahan yang terjadi.
6 Klien mampu untuk aktif mencapai tujuan yang realistik Penampilan prilaku yang baik akan mengurangi/menghilangkan perasaan tak berdaya dan putus asa. • Beri tanggung jawab untuk melakukan terapi tindakan yang terorientasi.
• Beri dorongan kepada klien untuk melakukan kegiatan secara teratur atau beri kebebasan melakukan kegiatan sehingga energi klien dapat disalurkan.
• Persiapkan program yang dapat dilakukan dengan baik.
• Tetapkan tujuan yang realistis, relevan dengan kebutuhan klien dan minatnya serta difokuskan pada kegiatan yang positif.
• Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan pada masa lalu atau masa dating
• Beri pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilannya bagus
• Pertahankan penampilan atau kegiatan jika mungkin.
• Buat jadwal exercise fisik dalam rencana keperawatan.
7 Klien mampu untuk melakukan hubungan interpersonal Sosialisasi akan mengurangi kesempatan untuk menarik diri dan akan meningkatkan harga diri, melalui pemanfaatan dari dukungan lingkunagn yang tepat dan menerima. • Kaji kemampuan klien untuk bersosialisasi dan dukungan yang diperlukan serta minat klien
• Diskusikan sumber social yang ada dan dapat digunaka.
• Tunjukkan kemampuan bersosialisi yang efektif.
• Gunakan role play dalam melakukan interaksi social.
• Beri umpan balik dan pujian terhadap kemampuan klien dalam melakukan hubungan interpersonal yang efektif.
• Beri dorongan kepada klien untuk meningkatkan hubungan sosialnya dalam lingkungan yang lebih luas.
• Beri dorongan dengan penuh kekeluargaan terhadap respon emosional klien yang adaptif.
• Beri dukungan dan libatkan dalam terapi keluarga dan terapi kelompok jika diperlukan.
8 Klien mampu meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
Perawatan fisik dan terapi somatic diperlukan untuk mengatasi perubahan fisik yang terjadi karena gangguan alam perasaan • Lengkapi pengkajian tentang kesehatan fisiologi klien.
• Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri terutam kebutuhan nutrisi, dan kebersihan diri.
• Anjurkan klien untuk dapat melakukan pemenuhan kebutuhan perawatan diri secara mandiri jika memungkinkan.
• Berikan terapi pengobatan.

E. Evaluasi
1. Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali.
2. Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal dapat digali.
3. Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak.
4. Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat dievaluasi sepenuhnya.
5. Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan.
6. Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.
7. Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.

0 komentar: